Rabu, 26 November 2008

Profil SMAN Negeri 1 Benteng

SMA Negeri 1 Benteng merupakan sekolah yang terletak di ibukota kabupaten Selayar tepatnya di Benteng. Sekolah ini berdiri pada tahun 1961. Sejak berdiri sampai sekarang telah dinahkodai 7 (orang) kepala sekolah. Kepala sekolah saat ini ialah Drs. Tasman, MM.Pd dengan dibantu 4 (empat) orang wakil kepala sekolah yaitu :
1. Wakasek Kurikulum : Anwar achmad, BA
2. Wakasek Kesiswaan : Drs. Sidi
3. Wakasek Sapra : Dra. Sitti Rosdia
4. Wakasek Humas : Zainal Abidin, Spd
Jumlah guru (tenaga pengajar) 49 orang guru tetap dan 11 orang guru tidak tetap/honor, yaitu sebagai berikut :
1. Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama :
  • Andi Kartini, S.Ag
  • Syarif Husain Ahmad, SPdi

2. Guru Mata Pelajaran PKn :

  • Dra. Hj. Sitti Djawiah
  • Dra. Herlianti
  • Andi Marni Opu, Spd

3. Guru Mata pelajaran Sejarah :

  • Drs. Anton Mangngi
  • Drs. Daeng Ngilau
  • Dra. Asni sa'ad Bakkidu

4. Guru Mata pelajaran Kimia :

  • Dra. Sitti Rosdia
  • Rahmatia, Spd
  • Andi Roslina, Spd
  • Dra. Kamidaeng

5. Guru Mata pelajaran Fisika :

  • Anwar Achmad, BA
  • Drs. Amunair Baden
  • Syahrini, S.Si

6. Mata Pelajaran Biologi :

  • Dra. Basse Salma
  • Dra. Sumiati
  • Ifa Asriyani, Spd
  • Fitrianti, S.Si

7. Guru mata pelajaran Geografi :

  • Dra. Sri Jayatiningsih
  • Drs. Sidi

8. Guru Mata pelajaran Sosiologi :

  • Drs. Daeng Ngilau
  • Bau Te'ne, Spd
  • Andi Marliah, Spd

9. Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia :

  • Muh. Taufik
  • Dra. Hj. Sitti Rosna B
  • Dra. Hj. Faridah

10. Guru Mata pelajaran Bahasa Inggris :

  • Dra. Husmawati
  • Andi Rosliah, Spd
  • Drs. Suardi

11. Guru Mata pelajaran ekonomi-akuntansi :

  • Drs. Ahmad Rusli
  • Drs. Rurung
  • Siswanto, Spd

Adapun visi SMA Negeri 1 Benteng saat ini adalah "menghasilkan siswa yang berkualitas, menguasai iptek berdasarkan imtaq dan mampu bersaing di dunia global"

Jumlah pegawai tata usaha 9 (sembilan) orang, laboran 2 (dua) orang. Jumlah siswa 597 orang.

Selasa, 25 November 2008

Selamat Datang di Blogging Saya

Sistem Penilaian KTSP
Penilian dalam KTSP menggunakan acuan kriteria artinya semua siswa dapat belajar apa saja hanya waktu yang diperlukan berbeda, sehingga akan diperoleh mana siswa yang masih fomula, berkembang, dan siswa yang sudah maju; bukan untuk menggolongkan mana siswa yang pintar, sedang, dan bodoh. Oleh karena itu suatu penilaian yang menggunakan acuan kriteria konsekwensinya adalah irama belajar bersifat individual, siswa yang sudah maju diberi pengayaan dan yang masih fomula diberi program remedial.
Menurut permendiknas no. 20 tahun 2007 tentang standar penilaian disebutkan bahwa penilaian pada pendidikan dasar dan menengah dapat dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Penilaian oleh pendidik dapat berupa ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester melalui kordinasi dengan satuan pendidikan, UAS oleh satuan pendidikan dan UN oleh pemerintah.
Adapaun aspek penilaian meliputi 3 ranah yaitu ranah kognitif (PPK), ranah Afektif (sikap), ranah psikomotorik (keterampilan). Ketiga ranah ini penilaiannya ada pada mata pelajaran tertentu seperti pada mata pelajaran IPA, bahasa, pendidikan olah raga dan kesehatan (fisika, kimia, biologi, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, penjaskes) sedang mata pelajaran lainnya hanya meliputi 2 ranah saja seperti mata pelajaran IPS, dan pendidikan agama aspek yang dinilai adalah aspek kognitif dan aspek sikap. Sementara mata pelajaran seni budaya apek yang dinilai adalah sikap dan keterampilan.
Ketiga ranah ini nilainya harus terpisah atau tidak boleh dijumlahkan, karena setiap anak memiliki kemampuan karakteristik yang berbeda-beda. Ada anak yang memiliki kemampuan pada aspek kognitif tetapi kurang pada aspek keterampilan, demikian juga sebaliknya. Dan ada anak yang memiliki kemampuan keduanya demikian juga sebaliknya sehingga jika ketiga ranah ini dijumlahkan maka bisa jadi nilai anak tersebut akan sama padahal kemampuan atau karaketristik mereka berbeda.
Selain hal tersebut diatas yang perlu pula diingat bahwa setiap penilaian yang dilakukan harus dilengkapi dengan pedoman penskoran baik penilaian aspek kognitif, sikap, dan psikoorik (keterampiulan).